Sabtu, 16 Januari 2016

Suatu Hari #flashfiction

Suatu hari Saya pernah kehilangan kunci pagar rumah Saya. Keesokan paginya Ibu Saya mengembalikannya di atas meja makan, waktu kami sedang sarapan.

Suatu hari Saya kehilangan sweater favorit Saya. Dua hari kemudian Ibu menemukannya terselip di lemari bajunya, lalu ia menaruhnya di atas tumpukan baju Saya.

Suatu hari Saya kehilangan kartu ATM Saya. Tiga hari kemudian Ibu meletakkannya di atas handphone Saya. "Ini ketinggalan di kantong belanja waktu kemarin kamu ke supermarket, nak." Seketika rasa cemas Saya menghilang, karena Saya belum sempat pergi ke bank untuk mengurus kartu yang baru.

Suatu hari Saya kehilangan kaos kaki Saya yang sebelah kanan. Seminggu kemudian Ibu menemukannya di kolong tempat tidur Saya yang penuh barang usang dan berdebu.

Suatu hari Saya kehilangan payung biru kesayangan Saya. Sebulan kemudian Ibu memasukkannya ke dalam tas ransel Saya. “Kau lupa dan meninggalkannya di kursi Gereja.” jawabnya sambil menggelengkan kepala.

Suatu hari Saya kehilangan charger HP Saya. Saya takut mengatakannya pada ibu, tapi Saya tetap berharap suatu saat barang itu akan ditemukan oleh Ibu. Dan benar saja, tiga bulan kemudian Ibu mengembalikannya lagi. Tidak sengaja terbawa oleh saudara sepupu yang tinggal di luar kota saat mereka menginap di rumah kami.

Suatu hari Saya kehilangan pacar Saya. Malam itu di meja makan Saya nampak pucat dan tak bersemangat menyantap masakan Ibu. Lalu Ibu bertanya, “Apa kau kehilangan sesuatu lagi, nak?”.Saya menggeleng dan tersenyum palsu, sambil berusaha menghabiskan makan malam Saya.

Sejak itu Saya sering melamun dalam diam dan berharap Ibu dapat mengembalikannya. Dia gadis yang baik dan Saya telah menyia-nyiakannya hingga akhirnya dia pun pergi. Saya menunggu sehari, dua hari, seminggu, sebulan bahkan lebih dari setahun. Tapi ibu tetap saja tidak dapat menemukannya. Mungkin benar yang dikatakan orang-orang;
“Nothing is really lost until your mom can’t find it!”
Pacar Saya benar-benar hilang dan tak kembali, demikian pula dengan harapan Saya akan masa depan.

Suatu hari Saya kehilangan pekerjaan Saya. Enam bulan kemudian teman kuliah Ibu menghubungi Saya untuk bekerja di perusahaannya.  Sekarang Saya kembali bersemangat menjalani kehidupan ini meskipun masih sendiri.

Ibu memang luar biasa. Aku yakin jika bersama Ibu semuanya akan baik-baik saja. Saya tidak berani membayangkan bagaimana jadinya hidup Saya jika suatu hari Saya kehilangan Ibu.

I love you, Mom!

-The End-


 sumber gambar : etsy.com

Flash fiction ini ditulis dalam rangka #GiveAway Bareng Elisa dan Immank . Jika kamu tertarik untuk mengikutinya bisa kunjungi blog mereka berdua dan baca aturan mainnya. Hadiahnya banyak dan unyu-unyu lhooo... ^^ jangan lupa ya follow juga twitternya @elisafariesta dan @nfirmansyah_ yang kece dan kekinian! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar